Jumat, 09 Desember 2011

Bidan dan Promosi Kesehatan


Prinsip Perubahan Perilaku

1.       PENGERTIAN PERILAKU
        Perilaku merupakan seperangkat perbuatan/tindakan seseorang dalam melakukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada dasarnya terdiri dari komponen pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) atau tindakan.
Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia. Dengan demikian pada dasarnya pengetahuan akan terus bertambah bervariatif dengan asumsi senantiasa manusia akan mendapatkan proses pengalaman atau mengalami. Proses pengetahuan tersebut menurut Brunner melibatkan tiga aspek, yaitu :
a.       Proses mendapatkan informasi baru dimana seringkali informasi baru ini merupakan pengganti pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau merupakan penyempurnaan informasi sebelumnya.
b.      Proses transformasi, yaitu proses memanipulasi pengetahuan agar sesuai dengan tugas-tugas baru.
c.       Proses mengevaluasi, yaitu mengecek apakah cara mengolah informasi telah memadai (Brunner dalam Suparno, 2001).
Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya. Sikap merupakan kecondongan evaluatif terhadap suatu obyek atau subyek yang memiliki konsekuensi yakni bagaimana seseorang berhadapan dengan obyek sikap. Ini berarti sikap seseorang akan keterampilan pada kesetujuan-ketidaksetujuan.   
Keterampilan adalah aktivitas fisik yang dilakukan seseorang yang menggambarkan kemampuan kegiatan motorik dalam kawasan psikomotor. Seseorang dikatakan menguasai kecakapan motoris bukan saja karena ia dapat melakukan hal-hal atau gerakan yang telah ditentukan, tetapi juga karena mereka melakukannya dalam keseluruhan gerak yang lancar dan tepat waktu. Dalam hal ini terdapat kecenderungan terkoordinasikannya aktivitas fisik karena pengenalan dan kelenturan jasmani untuk digerakkan sesuai ketentuan gerakan yang mestinya dilakukan (Suparno, 2001). Keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik melainkan juga pengejawantahan fungsi mental yang bersifat kognitif. Pemaknaan keterampilan dalam hal ini kemampuan sebagai level of competence, terdapat dua penggunaan istilah competence (y), yakni:
a.       Digunakan untuk merujuk pada area pekerjaan atas peranan yang mampu dilakukan oleh seseorang dengan kompeten jadi fokusnya mendeskripsikan tugas-tugas pekerjaan dan output jabatan, kemudian disebut kompeten (competence).
b.      Digunakan untuk merujuk pada dimensi-dimensi perilaku yang berada di balik kinerja yang kompeten jadi fokusnya mendeskripsikan mengenai perilaku, sikap, dan karakteristik orang dalam melakukan berbagai tugas pekerjaan untuk menghasilkan outputjabatan yang efektif, outstanding, atau superior, kemudian disebut kompetensi (competency).

2.       PERUBAHAN PERILAKU
a.       Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Manusia adalah makhluk yang dinamis, oleh karena itu sekalipun setiap orang memiliki tipe perilaku yang dominan dalam dirinya akan tetapi perilaku seseorang dapat dikatakan bersifat situasional, kondisional dan temporal. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku salah satunya adalah nilai. Secara etimologi ”nilai” suatu sifat atau hal yang penting atau berguna bagi kehidupan manusia.
Dilain hal, nilai suatu yang diyakini memiliki kebenaran, berguna bagi seseorang, kelompok maupun masyarakat. Di samping itu, nilai juga merupakan pandangan seseorang terhadap sesuatu hal yang mengacu kepada pengertian baik dan buruk atau boleh dan tidak boleh dilakukan.


b.      Ciri-ciri Perubahan Perilaku
Menurut Moh. Surya (1997) ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :
1)      Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional)
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar. Contohnya:
-          Seorang ibu hamil yang baru melakukan kunjungan ANC, bidan memberi tahu  untuk selalu menjaga pola makannya agar  tidak terjadi anemia dan ibu sebaiknya juga mengkonsumsi tablet Fe. Setelah melakukan kunjungan tersebut ibu sadar dan melaksanakannya apa yang dikatakan bidan untuk menjaga pola makannya dan mengkonsumsi tablet Fe agar ibu tidak merasa lelah dan menderita anemia.
-          Seorang wanita yang mendapat pelajaran tentang kanker mamae, bagaimana penyebabnya, deteksi  secara dini sampai cara mengatasinya secara dini . Setelah mengikuti pelajaran tersebut, ia sadar dan melaksanakan pengetahuan yang ia dapat tadi untuk mencegahnya secara dini dengan menjaga kebersihan mamae
-          Seorang pekerja seks yang mendapat penjelasan dari petugas kesehatan waktu melakukan penyuluhan. Bahwa berhubungan seksual dapat merusak dan terjangkit penyakit menular seksual seperti gonorrhea, syphilis, HIV/AIDS dan lainnya. Pada saat penyuluhan diberitahukan bagaimana bahayanya penyakit tersebut, sehingga setelah penyuluhan itu ia sadar dan berhenti menjadi pekerja seks dan menjaga kesehatan dirinya serta personal hygiene.
2)      Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu)
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya. Contohnya:
-          Ibu hamil yang telah mengetahui pentingnya menjaga kesehatannya, mengikuti penyuluhan tentang perlunya mengkonsumsi makanan yang bersih dan bergizi, setelah saat itu ia mendapatkan pemberitahuan baru dan melakukannya ke kehidupan sehari – harinya untuk menjaga kesehatannya dengan mengkonsumsi makanan yang bersih dan bergizi.
-          Pelajar yang telah mengetahui sebelumnya bahwa apabila tidak menjaga kesehatan dan personal hygiene bisa menderita penyakit di genitalianya. Setelah mendapatkan pelajaran baru tentang bahaya kanker serviks, ia mengetahui lebih lanjut tentang penyakit  yang bisa terjadi pada genitalianya. Setelah saat itu ia mengetahui perlunya untuk menjaga kesehatan pada saat menstruasi untuk mengganti duk 3x sehari atau merasa duknya telah penuh dan selalu menjaga personal hygienenya.
3)      Perubahan yang fungsional
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang. Contoh :
-          Seorang kader mendapat penyuluhan dari bidan tentang cara menyusui bayi yang benar, maka pengetahuan dan keterampilan yang di dapatnya tentang hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengembangkan perilaku pada dirinya sendiri maupun mempelajari dan mengembangkan perilaku pada ibu-ibu hamil dan ibu-ibu menyusui yang nanti akan diajarkannya.
-          Gina mengikuti seminar tentang bahaya kanker serviks. Dan akhirnya dia paham tentang kanker serviks itu sendiri baik pengertian, penyebab, cara mencegah terjadinya ataupun bahaya yang akan ditimbulkannya jika tidak ditangani segera. Dengan pengetahuan yang diperolehnya dapat dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengembangkan perilaku dirinya sendiri maupun mempelajari dan mengembangkan perilaku pada keluarga ataupun teman-temannya.
-          Seorang mahasiswa belajar tentang kebutuhan nutrisi. Dengan pengetahuan yang diperolehnya dapat dimanfaatkan mempelajari dan mengembangkan perilaku pada dirinya sendiri khususnya tentang pola makannya sehari-hari. Dan nantinya, ilmu tersebut dapat mengembangkan perilaku pada keluarga dan teman-temannya.
4)      Perubahan yang bersifat positif
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menunjukkan ke arah kemajuan. Contoh:
-          Seorang mahasiswa sebelum belajar tentang farmakologi menganggap bahwa dalam pemberian obat kapada pasien tidak perlu mempertimbangkan berat badan pasien sesuai dengan umurnya. Namun, setelah mengikuti pembelajaran farmakologi, dia memahami dan berkeinginan untuk menerapkan pertimbangan-pertimbangan khusus dalam memberikan dosis kepada pasiennya sesuai dengan umurnya jika dia kelak menjadi dosen.
-          Seorang mahasiswa sebelum belajar tentang pentingnya ASI menganggap bahwa ASI tidak mempunyai keuntungan untuk bayi ataupun untuk ibu bayi itu sendiri. Namun, setelah mengikuti pembelajaran tentang pentingnya ASI, dia memahami dan berkeinginan untuk menerapkan ASI eksklusif kepada bayinya nanti jika dia kelak menjadi seorang ibu.
-          Seorang mahasiswa keperawatan sebelum belajar tentang gizi menganggap bahwa makanan yang dimakannya sehari-hari tidak perlu lengkap semua gizinya, cukup protein dan karbohidratnya saja ataupun cukup lemak dan karbohidratnya saja. Namun, setelah mengikuti pembelajaran tentang gizi tersebut, akhirnya dia memahami dan berkeinginan untuk merubah pola makannya menjadi makanan yang bergizi yaitu 4 sehat 5 sempurna dan juga nantinya akan memberikan ilmunya itu kepada pasiennya jika dia kelak menjadi perawat.
5)      Perubahan yang bersifat aktif
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan. Contoh:
-          Seorang wanita yang berusaha menjalani peran barunya sebagai seorang ibu, berusaha merawat bayinya sebaik mungkin dengan melatih keterampilannya dalam merawat bayinya, memerperhatikan dan menjaga kesehatan bayinya dan sering bertanya kepada orang yang lebih berpengalaman dalam hal merawat bayi.
6)      Perubahan yang bersifat permanen
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya. Contoh:
-          Seorang wanita yang telah memiliki seorang bayi berusaha menjalani perannya sebagai seorang ibu, maka perannya itu akan menetap dan melekat di dalam diri wanita tersebut.
7)      Perubahan  yang bertujuan dan terarah
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Contoh:
-          Seorang mahasiswa kebidanan belajar asuhan kebidanan, tujuan yang ingin dicapai dalam jangka pendek adalah untuk memperoleh pengetahuan dan untuk memperoleh nilai yang baik dalam proses belajar di kampus. Sedangkan tujuan jangka panjangnya ia ingin menjadi seorang bidan profesional yang bisa mengabdi pada masyarakat sesuai pengetahuan yang dimilikinya.
-          Seorang mahasiswa mengikuti seminar ataupun penyuluhan-penyuluhan masalah kesehatan seperti PMS dan kanker serviks dengan tujuan agar mendapat pengetahuan yang lebih selain yang diperolehnya dari kampus. Tujuan jangka panjang yang ingin dicapainya adalah agar nantinya setelah menjadi seorang bidan ia dapat memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang bagaimana gejala, akibat, maupun penanganan dari PMS dan  kanker serviks tersebut kepada masyarakat dengan benar.
8)      Perubahan perilaku secara keseluruhan
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya. Contoh:
-          Mahasiswa kebidanan belajar tentang etika profesi kebidanan, di samping memperoleh informasi dan pengetahuan tentang teori-teori dari etika profesi kebidanan, dia juga memperoleh pengetahuan tentang bagaimana seharusnya ia bersikap dalam menjalankan profesinya sebagai bidan. Dan  ia dapat mengubah prilakunya yang tidak sesuai dengan etika profesinya, sehingga dalam kegiatan asuhan yang dilakukannya dapat sesuai dengan ketentuan yang ada.
-          Mahasiswa yang belajar ISBD selain mengetahui bagaimana teori hubungan dalam kehidupan sosial, ia juga dapat mengetahui pentingnya dalam memahami konsep-konsep sosial budaya dasar di tengah-tengah masyarakat sehingga ia dapat memahami penyimpangan ataupun anggapan yang salah dalam masyarakat tersebut dan ia dapat mengubah anggapan tersebut.

c.       Cara Perubahan Perilaku
1)      Karena dipaksa
Perubahan perilaku dengan cara perilaku cenderung tidak baik dan perubahan perilaku cenderung bersifat tidak tahan lama. Pemberontakan pikiran bahkan sering terjadi pada individu tersebut. Hal yang perlu diketahui, tidak semua individu bisa menerima informasi-informasi yang mereka butuhkan, apalagi suatu pemaksaan dalam perubahan perilaku. Individu yang demikian cenderung memberontak dan bahkan mungkin cenderung berfikir negatif terhadap pemaksaan perubahan perilaku yang diharapkan, meskipun perubahan perilaku yang diharapkan adalah positif. Oleh karena itu cara perubahan perilaku ini cenderung tidak efektif.
Contoh:
-          Seorang anak yang dipaksa orang tuanya untuk menggosok gigi sehabis makan dan sebelum tidur,awalnya anak tersebut tidak mau.tapi lama-lama krena paksaan dari orang tuanya anak tersebut jadi mau sehingga terjadilah perubahan prilaku anak tersebut, karena dipaksa oleh orang tuannya si anak menjadi mau melakukannya.
-          Orang tua yang menyuruh anaknya melakukan aborsi,dan meminta bantuan kepada bidan. awalnya si bidan tidak mau melakukan aborsi, tapi karena diberi imbalan yang begitu besar dan si bidan dipaksa untuk mau melakukannya dan akhirnya ia mau melakukan aborsi.
-          Seorang ibu yang telah mempunyai banyak anak dengan jarak anak yang terlalu dekat. Lalu hamil lagi pada usia 45 tahun, dan tenaga kesehatan menyarankan dan memaksa  ibu tersebut untuk menjalani program kb dan suaminya juga memaksa. Beberapa upaya telah dilakukan dan tenaga kesehatan juga sudah mengatakan resiko hamil dan melahirkan pada usia tersebut agar si istri mau KB tapi si ibu tersebut tidak mau karena si ibu berpendapat bahwa banyak anak banyak rezeki tapi setelah mendengar pemberitahuan dari si bidan, si ibu jadi mau untuk menjadi aseptor KB.

2)      Karena meniru
Perubahan perilaku dengan cara meniru merupakan suatu cara perubahan perilaku yang paling banyak terjadi. Seseorang cenderung meniru tindakan orang lain atau bahkan meniru apa yang dia lihat tanpa mencerna apa yang dia lihat.
Contoh:
-          Seorang remaja yang awalnya tidak memperhatikan kebersihan pada dirinya/personal hyginenya,tapi setelah dberikan penyuluhan dan apa manfaat dari menjaga kebersihan diri.dan akhirnya remaja tersebut meniru bagaimana cara menjaga kebersihan,
-          pemenuhan gizi pada ibu hamil sangatlah penting,banyak ibu-ibu yang tidak memenuhi gizi dengan baik.tapi setelah di berikan gambaran mengenai pentingnya gizi selama kehamilan,maka ibu tersebut mulai meniru bagaimana cara megatur gizi seimbang selama kehamilan
-          seorang ibu yang baru saja melahirkan bayi,lalu ia tidak tau bagaimana cara merawat tali pusat agar todak terjadi infeksi pada bayinya,lalu bidan mempraktekkan bagaimana cara merawat tali pusat agar tidak infeksi.dan akhirnya si ibu mulai meniru dan melakukan sendiri bagaimana cara merawat tali pusat.

3)      Karena menghayati
Manusia adalah makhluk yang sempurna di antara makhluk ciptaan Tuhan yang lain, karena hanya manusia yang mampu berpikir tentang hidup, pandai memahami rahasia hidup, menghayati kehidupan dengan arif, dan mempertajam pengalaman-pengalaman baru. Biasanya perubahan perilaku karena penghayatan ini cenderung dari pengalaman pribadi individu tersebut atau bahkan mengadopsi dari pengalaman orang lain. Seseorang yang merasa perilaku tersebut pantas dan harus ada pada dirinya, maka dengan terbuka dia akan melakukan perubahan perilaku dalam dirinya. Contoh:
-          Seorang ibu rumah tangga yang kurang peduli akan kebersihan rumahnya. Suatu ketika anaknya menderita demam berdarah dan ini memmbuat ibu tersebut menyadari bahwa perilakunya yang tidak mau peduli dengan kebersihan rumahnyalah yang membuat anaknya menderita demam berdarah. Dan inilah yang membuat ibu tersebut sadar betapa pentingnya menjaga kebersihan rumahnya agar kesehatan keluarga tetap terjaga
-          Seorang bapak yang merupakan perokok aktif sejak usia muda menderita penyakit gangguan pernafasan dan paru-paru. Setelah beberapa kali memeriksakan diri ke dokter dan dokter tersebut meminta agar bapak tersebut untuk tidak merokok lagi. Akan tetapi bapak tersebut tidak mempedulikan nasehat dokter, dia tetap mengkonsumsi rokok. Ternyata penyakitnya semakin parah dengan stadium lanjut. Kemudian bapak tersebut teringat kembali dengan saran dokter untuk berhenti merokok dan akhirnya bapak tersebut menyadari bahwa dia memang harus berhenti merokok. Setelah itu perlahan-lahan bapak tersebut mencoba untuk berhenti merokok dan akhirnya berhasil dan penyakitnya mulai berkurang.

3.       PROSES PERUBAHAN PERILAKU
Pembentukan perilaku merupakan bagian yang sangat penting dari usaha mengubah perilaku seseorang. Berikut beberapa langkah yang perlu diambil untuk merubah perilaku:
1)      Menyadari.
Menyadari merupakan proses dimana seseorang membuat identifikasi tentang apa/ bagian mana yang diinginkan untuk diubah dan mengapa perubahan tersebut diinginkan.
Dalam hal ini perlu diingat bahwa kesadaran tersebut harus menyatakan keinginan bukan ketakutan. Contoh:
-          Seorang mahasiswa yang belajar di bidang kesehatan sebelumnya tidak peduli akan kebersihan diri dan perawatan dirinya. Setelah belajar tentang pentingnya perawatan dan kebersihan diri serta penyakit yang dapat ditimbulkan jika tidak adanya personal hygiene, maka siswa tersebut mulai peduli dengan kesehatan dirinya, kemudian dia akan mengaplikasikan bagaimana cara merawat kesehatan dirinya
-          Seorang mahasiswa kedokteran yang sedang meneliti tentang penyakit kista, menemukan bahwa salah satu penyebabnya adalah pola makan yang tidak sehat. Dalam penelitiannya mahasiswa ini benar-benar menghayati betapa pentingnya pola makan yang sehat dan seimbang bagi kesehatan seseorang. Karena itu, mahasiswa tersebut mulai menerapkan pola makan sehat dan seimbang.
2)      Mengganti
Setelah seseorang menyadari untuk merubah perilakunya, maka proses selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengganti. Mengganti merupakan proses melawan bentuk keyakinan, pemikiran, dan perasan yang diyakini salah. Contoh:
-          Dulu seorang bidan atau perawat melakukan perawatan tali pusat dengan membubuhi tali pusat dengan betadhine atau  alkohol. Kemudian bidan atau perawat juga membungkus tali pusat. Ini dimaksudkan agar bayi terhindar dari adanya infeks pada tali pusat. Akan tetapi setelah adanya Evidence Based maka diketahui hal ini sebenarnya hal ini yang justru meningkatkan kemungkinan infeksi. Betadhine dan alkohol akan menyebabkan tali pusat lembab bahkan basah. Apalagi ditambah dengan pembungkusan tali pusat yang membuat tali pusat semakin basah dan tidak adanya pertukaran udara. Hal ini justru bgi bakteri dan kuman untuk merupakan lingkungan yang baik bagi bakteri dan kuman untuk berkembang biak dan berpeluang besar menghakibatkan infeksi. Oleh karena itu kebiasaan merawat tali pusat dengan membungkus dan membubuhi tali pusat dengan betadhine atau alcohol diganti dengan perawatan tali pusat tanpa membungkus dan membubuhi tali pusat dengan betadhine ataupun alcohol. Kini perawatan tali pusat cukup dengan hanya membersihkan dengan air DTT dan mengeringkannya.
-          Sebelum diketahui betapa pentingnya Inisiasi Menyusui Dini dan Bounding Attachment, ibu cenderung dipisahkan dengan bayinya pasca kelahiran bayinya tersebut. Ini dimaksudkan agar sang bayi tidak mengganggu istirahat ibu pasaca persalinan yang melelahkan. Akan tetapi, saat ini tidak lagi. Sebisa mungkin bidan atau tenaga kesehatan lain yang menolong persalinan akan berusaha untuk terciptanya IMD dan Bounding Attachment. Ini dilakukan karena sangat penting terciptanya keterikatan hubungan emosional ibu dan bayi segera setelah persalinan dan juga menginngat betapa besarnya keuntungan IMD bagi ibu dan bayinya.
-          Pada sebagian masyarakat ada yang membuang kolostrumnya karena dianggap merupakan susu basi. Kemudian ada ibu yang saat hamilnya tidak mau mengkonsumsi ikan karena takut kalau anak yang dikandungnya akan cacingan. Akan tetapi setelah mendapatkan penyuluhan dari bidan tentang nutrisi pada ibu hamil, biasanya masyarakat yang beranggapan demikian akan cenderung mengganti perilakunya menjadi lebih baik. Mereka akan mengaplikasikan penerapan kebutuhan yang baik saat mereka hamil.

3)      Mengintrospeksi.
Mengintrospeksi merupakan proses dimana seseorang membuat penilaian mengenai apa yang sudah diraih dan apalagi yang perlu untuk dilakukan. Di samping itu instropeksi juga berguna untuk mendeteksi kadar self-excusing yang bisa jadi masih tetap ada dalam diri seseorang hanya karena lupa membuat elaborasi, analogi, atau interpretasi dalam memahami dan melaksanakan. Contoh:
-          Seorang ibu yang hamil anak keduanya, dia akan cenderung mengingat pengalaman hamil sebelumnya. Dia akan mencoba memperbaiki perilakunya saat hamil agar kehamilannya kali ini sama dengan kehamilan sebelumnya atau lebih baik dari sebelumnya. Contoh lainnya: jika sebelumnya seorang ibu melahirkan bayi prematur maka pada kehamilannya yang selanjutnya dia akan mencari penyebabnya dan memperbaiki pola perilakunya saat kehamilan ini agar anaknya lahir dengan keadaaan aterm
-          Dulu penghisapan lendir rutin pada BBL sering dilakukan dengan tujuan membantu proses pernafasan bayi. Tetapi setelah dinilai, hal ini tidak efektif. Penghisapan lendir bahkan dapat membahayakan jiwa bayi bila tidak dilakukan dengan benar. 

Upaya Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan

Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.
Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan upaya peecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat.
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang di lakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan kesehatan dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana meningkat. Ini sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat.
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan ,secara garis besar terdapat 2 jenis pelayanan kesehatan yaitu :

-          Pelayanan preventif dan promotif,
Adalah pelayanan bagi kelompok masyarakat yang sehat,agar kelompok ini tetap sehat dan bahkan meningkat status kesehatannya.Pada dasarnya pelayann ini dilakukan oleh kelompok profesi kesehatan masyarakat.

-          Pelayanan kuratif dan rehabilitative,
Adalah pelayanan kesehatan masyarakat yang sakit,agar kelompok ini sembuh dari sakit dan menjadi pulih kesehatannya.Pada prinsipnya pelayanan jenis ini dilakukan kelompok profesi kedokteran.

Maka berdasarkan jenis aspek pelayanan kesehatan ini,promosi kesehatan mencakup 4 pelayanan,yaitu:

A.  Upaya Promotif.
Adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan status/ derajad kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya.Yang dalam suatu survey di Negara-negara berkembang,dalam suatu populasi hanya terdapat antara 80%-85% orang yang benar-benar sehat.
Apabila kelompok ini tidak memperoleh promosi kesehatan bagaimana memelihara kesehatan,maka kelompok ini akan menurun jumlahnya,dan kelompok orang yang sakit akan meningkat.
Contoh : Memberikan promosi kesehatan mengenai pemberian ASI eklusif pada ibu yang baru melahirkan. Bidan dapat memberikan informasi  tersebut kepada ibu, ayah atau keluarga bayi  mengenai pentingnya ASI. Dalam praktiknya, bidan harus mampu mempromosikan kepada ibu bahwa ASI sangat penting bagi bayi. Pemberian ASI harus dianjurkan kepada setiap ibu karena ASI yang pertama (kolostrum) mengandung zar anti-bodi yang dapat mencegah infeksi pada bayi, bayi yang minum ASI jarang mengalami gastroenteritis, lemak dan protein ASI mudah dicerna, dapat mengeratkan hubungan ibu dan bayi serta ASI merupakan susu buatan alam yang lebih baik, suci hama, segar, murah, tersedia setiap waktu. Dengan alasan-alasan yang diberikan oleh bidan melalui promosi kesehatan diharapkan ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan oleh bidan.

B.  Upaya Preventif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Bentuk kegiatannya adalah imunisasi, pemeriksaan antenatal care, postnatal care, perinatal dan neonatal. Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok masyarakat yang berisiko tinggi (high risk), misalnya kelompok ibu hamil dan menyusui,BBL, para perokok, obesitas (orang-orang kegemukan), para pekerja seks (wanita atau pria), dsb. Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit (primary prevention).
Contoh : Pemberian imunisasi pada bayi baru lahir, salah satunya yakni vaksin Hepaititis B.
Pemberian ini bertujuan untuk mencegah infeksi virus hepatitis B yang dapat penyakit serosis bahkan kanker hati. Kegiatan ini sebaiknya harus dilakukan sedini mungkin pada BBL.

C.  Upaya Kuratif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit (pasien) terutama penyakit kronis sperti asma,DM,TBC,rematik,hipertensi dan sebagainya. Tujuannya kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah (secondary prevention). Bentuk kegiatannya adalah pengobatan.      
Contoh : Pengobatan therapi insulin pada penderita diabetes serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet). Penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Dalam hal ini, pengontrolan nilai kadar gula dalam darah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga.

D.  Upaya Rehabilitatif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi/ mencegah kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary prevention).
Contoh : Pemberian penyuluhan/pendidikan pada pasien penderita kanker agar senantiasa menjaga kesehatannya, baik dengan rutin menjalani terapi pengobatan,dan budaya hidup sehat, agar bisa menurunkan kondisi sakit dan mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki. Selain itu juga bisa membentuk kegiatan/ lembaga sosial bagi para penderita kanker agar bisa mengoptimalkan kemampuan penderita kanker sekaligus memberikan dorongan dan motivasi untuk tetap bertahan bagi mereka.

A.     PROMOSI KESEHATAN PRANIKAH

Promosi kesehatan pranikah merupakan suatu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang ditujukan pada masyarakat reproduktip pranikah. Pelayanan kebidanan diawali dengan pemeliharaan kesehatan para calon ibu. Remaja wanita yang akan memasuki jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi kesehatannya. Kepada para remaja di beri pengertian tentang hubungan seksual yang sehat, kesiapan mental dalam menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang proses kehamilan dan persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca kehamilan. Promosi kesehatan pada masa pra kehamilan disampaikan kepada kelompok remaja wanita atau pada wanita yang akan menikah. Penyampaian nasehat tentang kesehatan pada masa pranikah ini disesuaikan dengan tingkat intelektual para calon ibu. Nasehat yang di berikan menggunakan bahasa yang mudah di mengerti karena informasi yang di berikan bersifat pribadi dan sensitif.
Remaja calon ibu yang mengalami masalah kesehatan akibat gangguan sistem reproduksinya segera di tangani. Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri sendiri. Gangguan tersebut dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologi dan lingkungan sosial remaja itu sendiri. Bila masalah kesehatan remaja tersebut sangat komplek, perlu dikonsultasikan keahli yang relevan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan yang pasilitas pelayanannya lebih lengkap. Faktor keluarga juga turut mempengaruhi kondisi kesehatah para remaja yang akan memasuki pintu gerbang pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat mental remaja dalam memasuki masa perkawianan dan kehamilan.
Pemeriksaan kesehatan bagi remaja yang akan menikah di anjurkan. Tujuan dari pemeriksaan tersebut adalah untuk mengetahui secara dini tentang kondisi kesehatan para remaja. Bila di temukan penyakit atau kelainan di dalam diri remaja, maka tindakan pengobatan dapat segera dilakukan. Bila penyakit atau kelainan tersebut tidak diatasi maka di upayakan agar remaja tersebut berupaya untuk menjaga agar masalahnya tidak bertambah berat atau menular kepada pasangannya. Misalnya remaja yang menderita penyakit jantung, bila hamil secara teratur harus memeriksakan kesehatannya kepada dokter. Remaja yang menderita AIDS harus menjaga pasanganya agar tidak terkena virus HIV. Caranya adalah agar menggunakan kondom saat besrsenggama, bila menikah. Upaya pemeliharaan kesehatan bagi para calon ibu ini dapat dilakukan melalui kelompok atau kumpulan para remaja seperti karang taruna, pramuka, organisaai wanita remaja dan sebagainya. Para remaja yang terhimpu di dalam organisasi masyarakat perlu diorganisasikan agar pelayanan kesehatan dan kesiapan dalam menghadapi untuk menjadi istri dapat di lakukan dengan baik.
Pembinaan kesehatan remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditujukan semata kepada masalah gangguan kesehatan (penyakit sistem reproduksi). Fakta perkembangan psikologis dan sosial perlu diperhatikan dalam membina kesehatan remaja.
Remaja yang tumbuh kembang secara biologis diikuti oleh perkembangan psikologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda memiliki sifat menantang, sesuatu yang dianggap kaku dan kolot serta ingin akan kebebasan dapat menimbulkan konflik di dalam diri mereka. Pendekatan keremajaan di dalam membina kesehatan diperlukan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja.

Contoh Upaya Promosi Kesehatan Pada Masa Pranikah
Bimbingan terhadap remaja antara lain mencakup :

1. Perkawinan yang sehat
Bagaimana mempersiapkan diri ditinjau dari sudut kesehatan , menghadapi perkawinan, disampaikan kepada remaja. Pekawinan bukan hanya sekedar hubungan antara suami dan istri. Perkawinan memberikan buah untuk menghasilkan turunan. Bayi yang dilahirkan juga adalah bayi yang sehat dan direncanakan.
2. Keluarga yang sehat
Kepada remaja disampaikan tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan serta membinanya. Keluaga yang diidamkan adalah kelurga yang memiliki norma keluaga kecil, bahagia dan sejahtera. Jumlah keluaga yang ideal adalah suami, istri dan 2 anak. Keluarga bahagia adalah keluarga yang aman, tentram disertai rasa ketakwaan kepada Tuhan YME. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang sosial ekonominya mendukung kehidupan anggota keluarganya.dan mampu menabung untuk persiapan masa depan. Selain itu keluarga sejahtera juga dapat membantu dan mendorong peningkatan taraf hidup keluarga lain.
3. Sistem reproduksi dan masalahnya
Tidak semua remaja mmemahami sistem reproduksi manusia. Membicarakan sistem reproduksi dianggap tabu dibeberapa kalangan remaja. Perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi pada masa kehamilan, persalinan, pasca persalinan dijelaskan.Penjelasan juga diberikan mengenai perawatan bayi. Gangguan sistem reproduksi yang dijelaskan seperti gangguan menstruasi, kelainan sistem reproduksi dan penyakit. Penyakit sistem reproduksi yang dimaksud seperti penyakit-penyakiit hubungan seksual, HIV /AIDS dan tumor.
4. Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau sebaliknya.
Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit- penyakit yang memberatkan kehamilan atau persalinan atau juga penyakit yang akan membahayakan dalam masa kehamilan atau persalianan. Penyakit-penyakit tersebut perlu dijelaskan.
Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu mengadakan bimbingan antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi, DM, anemia, tumor.
5. Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan
Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan. Akibat perubahan sikap dan perilaku akan mengganggu kesehatan, misalnya pada masa hamil muda terjadi gangguan psikologi misalnya benci terhadap seseorang (suami) atau benda tertentu. Emosi yang berlebihan dimungkinkan akibat perubahan perilaku. Pada masa persalinan atau pasca persalinan gangguan jiwa mungkin terjadi.
Disamping hal tersebut diatas masih ada lagi permasalahn remaja dan dikaitkan dengan kesehatan keluarga. Bidan harus dapat memberikan bimbingan sewaktu remaja berkonsultasi atau memberikan penyuluhan. Bila masalah remaja menyangkut bidang alin maka dapat dirujuk pada yang lebih ahli. Misalnya bila remaja merasa ketakutan yang amat sangat dalam menghadapi kehamilan dapat dirujuk kedokter spesialis jiwa atau ke psikolog. Bimbingan remaja dilakukan melalui organisasi remaja seperti karang taruna , pramuka, organisasi pelajar, mahasiswa dan pemuda.

B. PROMOSI KESEHATAN SAAT HAMIL
Promosi kesehatan pada ibu hamil bertujuan ntuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi ibu hamil agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.Diharapkan dengan penyuluhan dan informasi dari bidan bisa setiap ibu hamil dapat menjalani kehamilannya dengan tenang. Serta siap menghadapi persalinan.
Salah satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah memelihara kesehatan ibu hamil. Bidan harus memiliki data ibu hamil yang berada diwilayah kerjanya. Data ini dapat diperoleh dari pencatatan yang dilakukan sendiri atua dari kantor desa/ kelurahan. Dari data tersebut dapat diatur strategi pemeliharaan kesehatan ibu hamil.
Semua ibu hamil dianjurkan agar memeriksakan kesehatan dirinya sedini mungkin. Anjuran tersebut disampaikan kepada masyarakat melalui kelompok ibu-ibu atau pemimpn desa. Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 kali, yaitu:
1.      Trimester pertama 1 kali,
2.      Trimester dua 1 kali
3.      Trimester tiga 2 kali.
Pada ibu hamil dengan resiko tinggi pemeriksaan dilakukan lebih sering dan intensif. Untuk itu bidan harus mengadakan pendekatan langsung kepada ibu hamil atau pendekatan dapat dilakukan melalui dukun terlatih, kader posyandu, atau peminat KIA.
Melalui pemeriksaan teratur dapat diketahui perkembangan kesehatan ibu. Bila ditemukan adanya gangguan kesehatan, tindakan dapat dilakukan sesegera mungkin.
Pemeriksaan kesehatan ibu dilakukan dengan menggunnakan pendekatan menajemen kebidaanan. Didalam menajemen kebidanan pemeriksaan kesehatan mencakup langkah identifikasi dan analisa masalah serta penentuan diagnosa.
Pemeriksaan dimulai dengan pengumpulan data subyektif yang dilakukan dengan wawancara atau anamnesa, lalu dilanjutka pengumpulan data obyektif yang dilakukan dengan pemeriksaan fisik, melakukan diagnosa, rencana asuhan dan tindakan.

Contoh Upaya Promosi Kesehatan Pada Ibu Hamil

Hal-hal yang perlu dipromosikan pada ibu hamil adalah sebagai berikut :
a.       Kebutuhan nutrisi ibu hamil
Selama kehamilan ibu membutuhkan tambahan asupan makanan untuk pertumbuhan janin dan pertahanan dirinya sendiri. Sebagai tenaga kesehatan sebaiknya melakukan upaya untuk mempromosikan tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil tersebut.
b.      Istirahat
Istirahat bagi ibu hamil untuk meringankan urat syaraf atau mengurangi aktivitas otot.
Kegunaan istirahat adalah :
*Untuk melepaskan lelah
*Memberikan kesempatan pada tubuh untuk membentuk kegiatan baru
*Menambah kesegaran untuk melakukan pekerjaan
c.       Kebutuhan pakaian
Ibu hamil sebaiknya mengenakan pakaian yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
· Nyaman : pakaian sebaiknya tidak ada penekanan-penekanan pada bagian tertentu sehingga ibu tidak dapat bebas bergerak
· Longgar : bukan berarti pakai baju yang terlalu besar, tapi yang dapat bergerak bebas
· Tidak tebal : pakaian tebal akan menimbulkan rasa panas dan keluarnya keringat sehingga tidak bebas bergerak
· Menarik : enak dipandang mata
· Menyerap keringat : karena pada ibu hamil banyak keringat, maka dianjurkan memakai pakaian yang menyerap keringat. Disini ditekankan pada bahan dasarnya.
d.      Imunisasi
Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus toksoid (TT). Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi karena tetanus. Ia juga dapat mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh tetanus.
e.       Senam hamil
Senam hamil bukan merupakan keharusan, namun dengan melakukan senam hamil akan memberikan banyak manfaat dalam membantu kelancaran proses persalinan, antara lain dapat melatih cara mengedan yang benar. Kesiapan ini merupakan bakal bagi calon ibu pada saat persalinan.
f.       Kunjungan pemeriksaan kehamilan
Setiap wanita hamil menghadapi reaksi komplikasi yang bisa engancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal :
* 1x kunjungan selama Trimester I (sebelum 14 mg)
* 1x knujungan selama Trimester II (antara mg 14-28)
* 2x kunjungan selama Trimester III (antara mg 28-36 dan sesuda mg 36)
C. PROMOSI KESEHATAN PERSALINAN

Persalinan adalah suatu hal yang dihayati. Walaupun demikian ibu dalam masa persalinan memerlukan bantuan bidan. Kehadiran bidan sewaktu ibu dalam masa persalinan adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya melalui bimbingan dan bantuan agar persalinan terjadi secara fisiologis didalam kondisi lingkungan yang sehat.

Contoh Upaya Promosi Kesehatan Pada Persalinan

1. Kala pertama
Awal kala pertama di tunjukan dengan kontraksi uterus ringan. Rasa sakit mulai dari punggung dan meluas ke perut bawah. Kontraksi ini biasanya terjadi setiap 10 sampai 15 menit dan berlangsung selama 30 detik. Dari vagina keluar cairan berlendir dan campuran sedikit darah.
Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk menentukan letak dan denyut jantung bayi. Denyut jantung bayi diperiksa setiap 4 jam. Tanda vital ibu juga diperiksa setiap 4 jam. Ibu diberi tahu bahwa persalinan mulai dan upayakan agar ibu tenang.
Bila ketuban belum pecah ibu diperkenankan berjalan atau melakukan pekerjaan biasa. Bila kontraksi uterus semakin kuat setiap 3-5 menit. Pemeriksaan dalam dilakukan. Dalam kondisi demikian serviks membuka dari 3 sampai 8 cm. Diperiksa apakah ketuban sudah pecah.
Ibu mungkin merasa cemas, sangat tidak enak, nyeri dan tekanan pada panggul bertambah. Bidan selalu berada disamping pasien ibu ditenangkan, diajari bernafas dengan dada selama kontraksi. Ibu dianjurkan tidur pada awal persalinan untuk menyusun tenaga. Alat-alat persalinan disediakan, demikian pula tempat tidur dan tempat tidur untuk bayi.
Menjelang akhir kala satu umumnya ibu semakin gelisah, kadang-kadang tungkai dan tangan bergetar. Dahi dan atas-atas bahu ibu berkeringat, muka kemerah-merahan. Dalam kondisi demikian ibu diminta bernafas dengan dada.

2. Kala dua
Pada kala dua bidan melakukan tindakan sebagai berikut:
a. Ibu diajari cara mengedan pada waktu datangnya kontraksi
b. Ibu menarik nafasdalam-dalam dan menahan nafas dengan mulut, kepala diangkat dan mengedan dengan kekuatan otot dan perut. Pada saat bersamaan ibu diminta mengendorkan otot dasar panggul, ibu mengedan selama kontraksi dan beristirahat bila kontraksi berhenti.
c. Kepala bayi disokong, segera setelah melintas mulut vagina. Kepala tersebut sedikit diputar apabila keluar tengkurap untuk menjaga berlangsungnya peredaran darah. Lendir dibersihkan dari hidung dan mulut bayi.
d. Bayi disambut sampai keseluruhannya lahir dan kemudian diletakkan diatas perut ibu untuk melakukan IMD
e. Beri ucapan selamat kepada ibu dan beritahukan tentang keadaan dan jenisnya.

3. Kala tiga
Periode pada waktu kala ketiga ini berlangsung sekitar 1-20 menit, kontraksi rahim dan tidak nyeri. Tanda- tanda plasenta terlepas adalah uterus berkontraksi dan berbentuk bulat, tali pusat memanjang. Ibu disuruh mengedan bila rahim berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta. Darah keluar dari vagina.

4. Kala empat
Pada fase ini uterus teraba dan uterus berkontraksi secara berkala, perdarahan dari vagina keluar sehingga penggantian kain diperlukan. Dalam fase ini, ibu istirahat total ditempat tidur dan beri minum bila kehausan. Perdarahan pervagina selalu diamati, demikian pula tanda-tanda vital.

D. PROMOSI KESEHATAN NIFAS
Promosi kesehatan nifas dapat diberikan kepada ibu pasca persalinan dan keluarganya. Ini diberikan untuk menambah pengetahuan ibu dan keluarga dalam menghadapi masa nifas ini ibu, sehingga dalam masa nifas ini ibu dan keluarga siap dan tahu apa yang harus dilakukan dan tidak boleh di lakukan.
Tujuan promosi kesehatan nifas adalah:
1.          Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
2.          Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan ia melaksanakan peran ibu dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus
3.          Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga    berencana, menyusui, pemberian imunisasi, kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4.          Setelah pasca persalinan ini, bidan sangat dibutuhkan dalam menghadapi dan memantau ibu terutama selama 2 jam persalinan. Hal ini karena selama 2 jam pasca persalinan rentan akan komplikasi-komplikasi pada ibu. Dalam masa nifas, tanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu merasa capek dan lemah.

Contoh Upaya Promosi Kesehatan Pada Masa Nifas

1.      Bila keadaan ibu tetap normal, dianjurkan bayi segera diteteki lagi.
2.       Ibu dan bayi diberi kesempatan beristirahat.
3.      Makan ringan setiap waktu, bangun bila mau kencing,
4.       Bayi tidak boleh diberi apapun kecuali ASI.
5.      Ibu diberitahukan agar menjaga kesehatan perineum terutama waktu buang air kecil dan air besar.
6.      Berdasarkan program dan kebajikan teknis masa nifas, paling sedikit dilakukan 4 kali kunjungan masa nifas, untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir untuk mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.

 Jadi ibu dan keluarga diberitahu untuk kontrol pada : 6-8 jam setelah persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu setelah persalinan, 6 minggu setelah persalinan.

E. PROMOSI KESEHATAN MENYUSUI

Promosi kesehatan menyusui merupakan suatu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengetahuannya mengenai manfaat menyusui, khususnya ibu-ibu pasca persalinan tahu dan mau menyusui anak-anaknya segera setelah lahir.



Contoh Upaya Promosi Kesehatan Menyusui

Dalam promosi kesehatan menyusui dini, bidan antara lain memberi dukungan dalam:
1.      Pemberian ASI
2.      Memberitahu manfaat pemberian ASI
3.      Komposisi gizi dalam ASI
4.      Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI
5.      Tanda-tanda bayi cukup ASI
6.      ASI eksklusif
7.      IMD (Inisiasi menyusui dini )
8.      Cara menyusui yang benar
9.      Masalah dalam menyusui beserta cara mengatasinya.

Dengan di berikan pengetahuan tentang menyusu ini, diharapkan tingkat kesehatan masyarakat akan semakin meningkat. Ini berhubungan dengan manfaat ASI sendiri yaitu menjaga tubuh agar tidak mudah terserang penyakit (meningkatkan antibodi bayi).

PERAN BIDAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
A . PERAN BIDAN SEBAGAI ADVOCATOR
Pengertian Advokasi secara harfiah adalah : Pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan.

Peran Bidan Sebagai Advocator, Antara lain :
  1. Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan dengan kasus patologis tertentu, dan kehamilan dengan risiko tinggi.
  2. Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu.
  3. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko tinggi
  4. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
  5. Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui
  6. Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pcasekolah
  7. Memberi pelayanan keluarga berencanasesuai dengan wewenangnya.
  8. Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan sistem reproduksi, termasuk wanita pada masa klimakterium internal dan menopause sesuai dengan wewenangnya.

B . PERAN BIDAN SEBAGAI EDUCATOR
a)      Sebagai Pendidik dan Penyuluh Kesehatan bagi klien.
Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga dan masyarakat tentang penanggulanagan masalah kesehatan khususnya KIA/KB.
Langkah-langkah dalam memberikan pendidikan dan penyuluhan yaitu :
1.      Mengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan kesehatan
2.      Menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk penyuluhan
3.      Menyiapkan alat dan bahan pendidikan  dan penyuluhan
4.      Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan
5.      Mengevaluasi hasil pendidikan dan penyuluhan
6.      Menggunakan hasil evaluasi  untuk meningkatkan program bimbingan
7.      Medokumentasikan kegiatan

b)     Sebagai Pelatih dan Pembimbing Kader
Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan/keperawatan serta membina dukun di wilayah kerjanya.
Pembinaan Kader :
·         Pengertian Kader
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat untuk berkerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.
·         Peran Fungsi Kader
Peran dan fungsi kader sebagai pelaku penggerakan masyarakat:
1.      Perilaku hidup bersih dan sehat
2.      pengamatan terhadap masalah kesehatan didesa
3.      upaya penyehatan dilingkungan
4.      peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita
5.      permasyarakatan keluarga sadar gizi
Kader di tunjukan oleh masyarakat dan biasanya kader melaksanakan tugas-tugas kader kesehatan masyarakat yang secara umum hampir sama tugasnya dibeberapa Negara, yaitu :

1.         Pertolongan pertama pada kecelakaan dan penanganan penyakit yang ringan.
2.         Melaksanakan pengobatan yang sederhana
3.         Pemberian motivasi dan saran-saran pada ibu-ibu sebelum dan sesudah melahirkan
4.         Menolong persalinan
5.         Pemberian motivasi dan saran-saran tentang perawatan anak
6.         Memberikan motivasi dan peragaan tentang gizi
7.         Program penimbangan balita dan pemberian makanan tambahan
8.         Pemberian motivasi tentang imunisasi dan bantuan pengobatan
9.         Melakukan penyuntikan imunisasi
10.     Pemberian motivasi KB
11.     Membagikan alat-alat KB
12.     Pemberian motivasi tentang sanitasi lingkungan,kesehatan perorangan dan kebiasaan sehat secara umum.
13.     Pemberian motivasi tentang penyakit menular,pencegahan dan perujukan.
14.     Pemberian motivasi tentangperlunya fall up pada penyakit menular dan perlunya memastikan diagnosis.
15.     Penenganan penyakit menular.
16.     Membantu kegiatan di klinik.
17.     Merujuk penderita kepuskesmas atau ke RS
18.     Membina kegiatan UKS secara teratur
19.     Mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh puskesmas membantu pencatatan dan pelaporan.

·         Persiapan dari pelatihan kader ini adalah:                                          
1.      Calon kader yang kan dilatih
2.      Waktu pelatihan sesuai kesepakatan bersama
3.      Tempat pelatihan yang bersih, terang, segar dan cukup luas
4.      Adanya perlengkapan yang memadai
5.      Pendanaan yang cukup
6.      Adanya tempat praktik ( lahan praktik bagi kader )

Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, simulasi, demonstrasi, pemainan peran, penugasan, dan praktik lapangan. Pembinaan atau pelatihan tersebut dapat berlangsung selama 6-8 minggu atau bahkan lebih lama lagi. Salah satu tugas bidan dalam upaya menggerakkan peran serta masyarakat adalah melaksanakan pembinaan kader.

·         Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam pembinaan kader adalah :
a.      Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga kesehatan ( promosi bidan siaga)
b.      Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta rujukannya.
c.       Penyuluhan gzi dan keluarga berencana
d.      Pencatatan kelahiran dan kematian bayi atau ibu
e.      Promosi btabulin, donor darah berjalan,ambulan desa,suami siaga,satgas gerakan saying ibu.

C . PERAN BIDAN SEBAGAI FASILITATOR
a)      Pengembangan Pelayanan Dasar Kesehatan
Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat/ klien meliputi :
1.      Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan serta mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat.
2.      Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil kajian bersama masyarakat
3.       Mengelola kegiatan pelayanan kesehatan khususnya KIA/KB sesuai dengan rencana.
4.      Mengkoordinir, mengawasi dan membimbing kader dan dukun atau petugas kesehatan lain dalam melaksanakan program/ kegiatan pelayanan KIA/KB
5.      Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya KIA KB termasuk pemanfaatan sumber yang ada pada program dan sektor terkait.
6.      Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat serta memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi yang ada
7.      Mempertahankan dan meningkatkan mutu serta keamanan praktik profesional melalui pendidikan, pelatihan, magang, dan kegiatan dalam kelompok profesi
8.      Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan

b)      Berpartisipasi dalam Tim
Bidan berpartisi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader, dan tenaga kesehatan lain yang berada di wilayah kerjanya, meliputi :
1.      Bekerjasama dengan Puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim dalam memberi asuhan kepada klien bentuk konsultasi, rujukan & tindak lanjut
2.      Membina hubungan baik dengan dukun bayi, kader kesehatan, PLKB dan masyarakat
3.      Membina kegiatan yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan

D . PERAN BIDAN SEBAGAI MOTIVATOR
1.      Bidan harus mengadakan kunjungan rumah/masyarakat memberikan penyuluhan serta motivasi agar mau ikut serta posyandu / PKMD / bagi yang mempunyai balita / ibu hamil memeriksakan diri di posyandu
2.      Memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan secara rutin minimal empat kali selama kehamilannya
3.      Berperan sebagai motivator yang dapat memotivasi masyarakat untuk berubah dan berkembang kearah peri akal, peri rasa dan perilaku yang lebih baik
4.      Berperan sebagai motivator/pembaharu yang membawa hal-hal yang baru yang dapat merubah keadaan ke arah yang lebih baik.


Daftar Pustaka

Meilani,Niken.2009.Kebidanan Komunitas, Yokyakarta:Fitramaya
Notoatmodjo,Soekidjo.2007.Promosi Kesehatan&Ilmu Prilaku. Jakarta:PT Asdi Mahasatya
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayat,Asri.2009.Konsep Kebidanan Plus Materi Bidan Delima,Yokyakarta:Mitra Cendikia Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar