I. Persalinan
A. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( Janin dan Uri ) yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir.
Persalinan menurut( Prof DR. Sarwono Prawiro harjo ,1999 ) adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
Persalinan ( Obstetri Fisiologis, Fakultas kedokteran UNPAD, 1999 ) adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
B. Sebab-sebab Terjadinya Persalinan
- Teori Keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan dalam batas tertentu setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
- Teori Penurunan Progesteron
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur 28 minggu dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu.
- Teori Oksitosin Internal
Perubahan keseimbangan esterogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas sehingga persalinan dapat dimulai
- Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga persalinan dapat dimulai (hasil konsepsi dikeluarkan)
- Teori Hipotalamus Pituitari Dan Glandula Suprarenal
a. Teori ini menunjukkan kehamilan dengan anensefal sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. (Linggin, 1973)
b. Nolpar pada tahun 1993 mengangkat otak kelinci percobaan, hasilnya kehamilan kelinci berlangsung lama
c. Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus pituitari dengan mulainya persalinan
d. Glandula Suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan
C. Tanda-tanda Persalinan
1. Kekuatan his semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek
2. Dapat terjadi pengeluaran tanda yaitu : pengeluaran lendir dan lendir bercampur darah
3. Dapat disertai ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perlunakan dan pendataran serviks serta terjadinya pembukaan serviks
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan
1. Kekuatan yang mendorong janin kelur (Power)
2. Faktor janin dan plasenta (Passenger)
3. Faktor jalan lahir (Passage)
E. Tahap-tahap Persalinan
1. Kala I ( Kala Pembukaan )
a. Fase Laten
Servik berdilatasi kurang dari 4 cm, berlangsung 7 – 8 cm.
b. Fase Aktif
- Periode Akselerasi
Pembukaan menjadi 4 cm berlangsung 2 jam
- Periode Dilatasi Maksimum (Steady)
Pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm, berlangsung 2 jam.
- Periode Deselerasi
Pembukaan menjadi 10 cm / lengkap dalam waktu 2 jam
2. Kala II ( Kala Pengeluaran )
- Awal (Non Ekspulsi)
Servik membuka lengkap (10 cm),penurunan kepala berlanjut, belum ada keinginan untuk meneran
- Akhir (Ekspulsi)
Servik membuka lengkap (10 cm) bagian terbawah telah mencapai dasar panggul ibu terasa ingin meneran
3. Kala III ( Kala Uri / Placenta )
Dimulai sejak bayi lahir lengkap sampai placenta lahir lengkap.
4. Kala IV
Dimulai dari lahirnya placenta sampai 2 jam post partum.
F. Perubahan Fisiologis Selama Persalinan
1. Tekanan darah
Meningkat selama kontraksi disertai peningkatan sistolik rata-rata 15 (10-20) mmHg dan diastolik rata-rata 5-10 mmHg. Pada waktu-waktu diantara kontraksi, tekanan darah kembali ke tingkat sebelum persalinan. Dengan mengubah posisi tubuh dari telentang ke posisi miring, perubahan tekanan darah selama kontraksi dapat dihindari. Nyeri, rasa takut dan kekhawatiran dapat semakin meningkatkan tekanan darah
2. Metabolisme
Selama persalinan, metabolisme karbohidrat baik aerob maupun anaerob meningkat dengan kecepatan tetap. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh aktivitas otot rangka. Peningkatan aktivitas metabolik terlihat dari peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, pernafasan, curah jantung dan cairan yang hilang
3. Suhu
Sidikit meningkat selama persalinan, tertinggi selama dan segera setelah melahirkan. Yang dianggap normal ialah peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0.5°C sampai 1°C yang mencerminkan peningkatan metabolisme selama persalinan
4. Denyut nadi (frekuensi jantung)
Perubahan yang mencolok selama kontraksi disertai peningkatan selama fase peningkatan, perubahan selama titik puncak sampai frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi diantara kontraksi dan peningkatan selama fase penurunan hingga mencapai frekuensi lazim diantara kontraksi
5. Pernafasan
Sedikit peningkatan frekuensi pernafasan masih normal selama persalinan dan mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi
6. Perubahan pada ginjal
Poliuria sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat diakibatkan peningkatan lebih lanjut curah jantung selama persalinan
7. Perubahan pada saluran cerna
Motilitas dan absorbsi lambung terhadap makanan padat jauh berkurang. Apabila kondisi ini diperburuk oleh penurunan lebih lanjut sekresi asam lambung selama persalinan, maka saluran cerna bekerja dengan lambat sehingga waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama
8. Perubahan hematologi
Hemoglobin meningkat rata-rata 1.2 gm/100ml selama persalinan dan kembali kekadar sebelum persalinan pada hari pertama pasca partum. Jika tidak ada kehilangan darah yang abnormal
G. Perubahan Fisiologi dan Psikologi dalam Persalinan
1. Kala I
a. Perubahan Fisiologis
1) Uterus
Kontraksi utenis mulai dari fundus dan menyebar ke depan dan ke bawah abdomen. Kontraksi berakhir dengan masa yang terpanjang dan sangat kuat pada fundus. Selagi uterus berkontraksi dan relaksasi, memungkinkan kepala janin masuk ke rongga pelvis, yang menyebabkan servix menipis dan membuka.
2) Terjadi his persalinan
His persalinan mempunyai sifat:
- Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan
- Sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuatannya makin besar
- Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
- Makin beraktifitas kekutan makin bertambah
- Kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selam 40detik
3) Serviks
- Effacement (Penipisan) serviks berhubungan dengan kemajuan pemendekan dan penipisan serviks
- Dilatasi yaitu berhubungan dengan pembukaan dari serviks, serviks dianggap membuka lengkap setelah mencapai diameter 10 cm
- Lendir darah (Blood show) denagn his persalinana terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan : Pendataran dan pembukaan, pembukaan menyebabkan lendir yang terdapata pada kanahs serfikalis lepas, terjadi perdarahan, karena kapiler pembuluh darah pecah.
Kala Pembukaan terbagi 2, yaitu:
- Fase laten
serviks berdilatasi kurang dari 4 cm berlangsung 7-8 jam
- Fase aktif:
· Periode akselarasi : pembukaan menjadi 4 cm berlangsung 2 jam periode dilatasi maksimal : pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm berlangsung 2 jam
· Periode deselarasi : pembukaan menjadi 10 cm berlangsung dalam waktu 2 jam
4) Terjadinya penurunan kepala janin dari 5/5 sampai 0/5
b. Perubahan Psikologis
1) Respon gembira karena kala 1 berakhir
2) ada perasaan cemas dan gelisah karena anak belum lahir
3) mengeluh nyeri didaerah bokong yang menjalar diperut bagian bawah
4) Mengharapkan dukungan dan suport serta butuh perhatian
5) Adanya perasaan takut
6) Mudah tersinggung, putus asa
7) Kontrol diri kurang
8) Banyak keringat dan menggil
9) Perasaan mual
10) Peka terhadap keadaan
c. Kebutuhan Kala I
1) Pengaturan posisi selama persalinan berlangsung.
2) Memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman ibu .
3) Penuhi kebutuhan hidrasi ibu .
4) Menjaga kandung kemih tetap kosong
5) menjaga kebersihan ibu
6) Pemantauan DJJ
7) Pimpinan persalinan yang aman
8) Dukungan moril dan spiritual
9) Pendamping persalinan suami atau keluarga terdekat
10) Pujian terhadap hasil usaha ibu misal usaha ibu waktu mengedan
11) Pengawasan dengan partograf
d. Partograf
1) Informasi tentang ibu
- Nama, Umur
- Gravida, Para, Abortus
- Nomor catatn medis/ nomor puskesmas
- Tanggal dan waktu mulai dirawat
- Waktu pecahnya selaput ketuban.
2) Kondisi janin
- DJJ
- Warna dan adanya air ketuban
- Penyusupan (molase) kepala janin
3) Kemajuan persalinan
- Pembukaan serviks
- Penurunan bagian terbawah janin
- Garis waspada dan garis bertindak
4) Jam dan waktu
- Waktu mulainya fase aktif persalinan
- Waktu saat pemeriksaan atau penilaian
5) Kontraksi uterus
- Frekuensi dan lamanya
6) Obat-batan dan cairan yang diberikan
7) Kondisi ibu
- Tanda vital
- Urine
8) Asuhan dan keputusan klinik lainnya
e. Asuhan Kala I
1) Pemantauan keadaan umum ibu
2) Pemantauan keadaan janin
3) Lakukan perubahan posisi sesuai dengan keinginan ibu, sebaiknya dianjurkan miring kekiri.
4) Sarankan ibu untuk berjalan
5) Ajaklah orang yang menemaninya untuk memijat atau
menggosok punggungnya diantra kontraksi
menggosok punggungnya diantra kontraksi
6) ajarkan kepadanya teknik bernafas ibu diminta untuk menarik nafas panjang
7) Untuk memenuhi kcbutuhan enrgi dan mencegah dehkirasi berikan cukup minum disela his
8) sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
9) Asuhan sayang ibu
2. Kala II
a. Perubahan Fisiologis
1) Pembukaan serviks lengkap (10cm)
2) kontraksi uterus kuat 2-3 menit sekali lamanya his 50-100 detik dan intensitasnya kuat
3) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap
diikuti perasaan ibu ingi mengedan karena tertekannya
fleksus frankenthouser
diikuti perasaan ibu ingi mengedan karena tertekannya
fleksus frankenthouser
4) vulva dan rectum membuka
5) perineum menonjol
6) Kekuatan his dan mengedan lebfli mendorong kepala
janin membuka pintu
janin membuka pintu
b. Perubahan Psikologis
1) kehabisan tenaga /lelah, jika kondisi baik sebelumnya maka ibu baik
2) Cemas meningkat, ibu bisa hilang kontrol
3) Gelisah karena sakit
4) takut karena plasenta belum lahir
5) Rasa mual
6) Menggigil dan berkeringat
7) gembira karena anak telah lahir
c. Kebutuhan Kala II
1) Kebutuhan ibu dan keluarga
a) Memastikan kebersihan ibu.
b) Kebersihan ibu pada kala II persalinan hams di jaga sesuai dengan prinsipo-prinsip umum pencegahan infeksi
c) Perawatan sayang ibu
d) Anjurkan para pendamping ibu untuk memberikan
dukungan selama proses persalinan dan kelahiran,
khususnya suami dan ibu dari wanita tersebut.
dukungan selama proses persalinan dan kelahiran,
khususnya suami dan ibu dari wanita tersebut.
e) Biarkan ibu memilih posisi yang sesuai untuk meneran dan beristirahat di antara his serta benkan minum jika ia menginginkannya.
f) Berikan dorongan dan besarkan hati ibu dan jelaskan kemajuan persalinan pada keluarganya.
g) Penolong harus mampu memberikan perasaan aman dan nyaman,memberikan dukungan moral sehingga ia merasa santai. Para pendamping persalinan harus dapat berkomunikasi baik dengan ibu danm jelaskan alasan-alasan terhadap tindakan yang di ambil seperti: tekanan darah. djj,pemeriksaan dalam. Mereka harus memuji ibu atas usahanya saat meneran dan membersarkan hatinya juga melibatkan ibu dalam melakukan perawatan selam persalinan kala II.
2) Pengosongan Kandung Kemih
Kandung kemih yang penuh akan mengganggu his dan penurunan kepala.juga menyebabkan nyeri.kesulitan dalam lahimya plasenta, perdarahan post partum. Pastikan ibu telah mengosongkan kandung kemih paling tidak setiap 2 jam.
3) Persiapan penolong persalinan
- Perlengkapan pakaian.
- Mencuci tangan.
- Persiapan peralatan / tempat kelahiran.
4) Bila sudah di dapatkan tanda pasti persalinan kala II di mana pembukaan lengkap atau kepala janin sudah tampak di introitus vagina dan selaput sudah pecah atau di pecahkan maka tunggu ibu merasakan adanya dorongan untuk meneran berikan dukungan pada ibu sambil memantau Djj, evaluasi kemajuan dalam 60 menit. Jika kemajuan persalinan baik, bantu persalinan sesuai dengan penata laksanaan persalinan kala II. Jika timbul dorongan untuk meneran anjurkan ibu untuk mengubah posisi,lakukan stimulasi putting susu, ben ibu minum dan evaluasi dalam 60 menit. Sambil terus mengubah posisi,anjurkan ibu untuk meneran pada puncak setiap his. Evaluasi kembali dalam 60 menit, bila bayi tetap belum lahir lakukan rujukan.
5) Segera setelah di dapatkan pemeriksaan bahwa pembukaan serviks lengkap, perlu diteruskan pemeriksaan secara berkala mengenai kondisi ibu, upayanya untuk meneran serta kesejahteraan janin.
3. Kala III
a. Perubahan Fisiologis
Pelepasan plasenta berlangsung dari lapisan spongiosa decidua basalis sebagai akibat kontraksi uterus di samping retraksi uterus setelah lahir. Retraksi uterus memperkecil jaringan palsenta menjadi seperempat dari ukurannya pada saat kehamilan, dengan akibat plasenta mencekung ke dalam, sehingga merobek pembuluh darah ruang interfilus dan menyebabkan perdarahan retroplasenta, yang selanjutnya melepaskan plasenta.
Tanda-tanda pelepasan plasenta:
- Uterus menjadi bundar
- Darah mengalir
- Tali pusat bertambah panjang
- Tinggi pundus uteri 1- 2 jari diatas pusat
b. Perubahan Psikologis
1) Ibu merasa gembira karena persalinan telah selesai
2) Lelah dan kehabisan tenaga
3) Cemas dan takut karena darah yang banyak mengalir
4) Berkeringat dan menggigil
c. Kebutuhan
1) Beritahu ibu bahwa persalinannya telah selesai (anak dan plasenta telah lahir)
2) Penuhi nutrisi ibu
3) Pengawasan pelepasan plasenta
4) Pengawasan kontraksi uterus
5) Awasi keadaan umum ibu
6) memantau kandung kemih
7) ibu tetap didampingi oleh suami atu keluarga
d. Asuhan Kala III
Melakukan manajemen aktif kala III dengan cara :
1) Massage Fundus Uteri
Segera setelah kelahiran plasenta, lakukan masase fundus uteri untuk memastikan apakah ada anak kedua atau tidak dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
- Tempatkan bagian palmar jari tangan pada fundus uteri.
- Gerakkan tangan anda dalam posisi sirkuler (memutar) di permukaan fundus, sehingga teraba uterus mengeras di bawah tangan.
- Periksa kontraksi uterus setiap 1-2 menit. Jika uterus melunak lakukan massase lagi.
- Ulangi masase setiap 15 menit selama 2 jam pertama post partum
2) Memberikan oksitosin
3) Peregangan tali pusat terkendali
- Penolong berdiri pada posisi kanan ibu
- Jepitkan klem pada tali pusat 5 cm di depan vulva
- Selama kontraksi, pegang klem dengan tangan kanan dan tegangkn tali pusat dengan hati-hati, tangan kiri menekan uterus ke arah dorso kranial pada daerah supra pubis
- Pertahankan peregangan pada tali pusat sampai tampak tanda-tanda pada tali pusat
- PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi, alasan tarikan pada tali pusat sebelum plasenta lepas dapat menyebabkan inversio uteri yang sangat membahayakan jiwa ibu
- Begitu plasenta lepas keluarkan dengan menggerakan tangan atau klem pada tali pusat mendekati plasenta, keluarkan plasenta dengan gerakan kebawah dan keatas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban
- Segera setelah plasenta dan selaputnya dikeluarkan massage fundus agar menimbulkan kontraksi hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah perdarahan post partum.
Tanda-Tanda Pelepasan Plasenta
- Uterus menjadi bundar
- Darah mengalir
- Tali pusat bertambah panjang
- Tinggi fundus uteri 1-2 jari diatas pusat
4. Kala IV
a. Perubahan Fisiologis
- Involusi uterus
- Kontraksi uterus
- Perlukaan serviks dan perineum
- pengeluaran darah dari rahim setelah melahirkan
b. Perubahan Psikologis
1) Ibu merasa bahagia karena tugasnya untuk melahirkan bayi sudah selesai
2) Cemas akan kehilangan kasih sayang atau perhayian dari keluarga karena kehadiran bayinya
3) Ada perasaan takut menyusui bayinya
4) Takut BAB atau BAK
5) Merasa nyeri pada perut karena kontraksi uterus masih berlangsung
6) Mengharapkan dukungan dari suami dan keluarga
c. Kebutuhan Kala IV
a. Hidrasi dan nutrisi
b. Bimbingan spiritual
c. Ibu tetap didampingi setelah bayi lahir
d. Kebersihan tetap dijaga untuk mencegah infeksi
e. Pengawasan kala IV
f. Istirahat
g. Memulai menyusui
h. Membantu ibu ke kamar mandi
i. Biarkan bayi berada dekat ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi untuk mempercepat pemberian asi / kolostum
d. Asuhan kala IV
1) Fundus
Rasakan apakah fundus berkontraksi kuat. Dengan mengajarkan ibu satu tangan dietakan diatas perut apabila perut terasas keras berarti konrtaksi baik.
2) Plasenta
Periksa kelengkapannya untuk memastian tidak ada bagian yang tersisa dalam uterus. Selaput ketuban nperikssa kelengkapanya untuk mamastikan tidak ada bagian yang tersisa dalam uterus.
3) Perineum
Periksa luka robekan pada perineum dan vagina yang membutukan jahitan.
4) Memperkirakan pengeluaran darah
Dengan memperkirakan darah yang menyerap pada kain atau dengan menentukan berapa banyak darah yang keluar (tidak lebih dari 500 cc)
5) Kandung kemih
Periksa untuk memastikan kandung kemih tidak penuh, kandung kemih yang penuh menghalangi uterus berkontraksi.
6) Kondisi ibu
Periksa setiap 15 menit jam pertama dan 30 menit jam kedua/
7) Kondisi BBL
- Apakah bayi bernapas dengan baik
- Apakah bayi kering atau hangat
- Apakah bayi siap disusui
II. Pendokumetasian dengan metode SOAP
Dalam mendokumentasikan hasil pengkajian dengan menggunakan metode SOAP diperhatikan 4 aspek dan biasanya keempat aspek ini dituliskan dalam bentuk tabel atau matriks dimana masing-masing aspek tersebut berada dalam kolom yang disediakan. Aspek-aspek tersebut adalah :
1. S atau Subjektif
Berisikan tentang segala data dari pasien yang diperoleh dengan anamnesis atau wawancara dengan pasien dan atau dengan keluarganya. Selain itu data yang diperoleh mengenai keadaan pasien dimana diambil dari hasil pemeriksaan tenaga kesehatan lain, seperti perawat atau bidan yang memberikan asuhan sebelumnya juga dimasukkan kedalam data subjektif atau kolom S ini.
2. O atau Objektif
Berisikan tentang segala hasil observasi dan pemerikasaan yang dilakukan pada bayi baru lahir ini.
3. A atau Assesment atau analisis
Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan kemudian dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis, kemudian antisipasi diagnosis atau masalah yang potensial, serta perlu atau tidaknya tidakan segera. Selain itu, dalam hal ini juga bisa dicantumkan kebutuhan klien jika diperlukan.
4. P atau Planning atau Perencananan
Merupakan rencana dari tindakan yang akan dilakukan termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, rujukan, tes diagnosis atau laboratorium, serta konseling untuk tindak lanjut.
Untuk pelaksanaan rencana tersebut didokumentasikan dalam catatan pelaksanaan yang menampilkan pelaksanaan rencana-rencana asuhan yang telah ditetapkan sebelumnya kemudian juga dicantumkan evaluasi mengenai asuhan yang telah diberikan. Selain itu juga dibubuhkan tanda tangan atau paraf yang memberikan asuhan dalam hal ini tentu bidan yang melakukan pengkajian dan asuhan tersebut.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Ny. Ratna umur 21 tahun, G1P0A0H0 datang ke rumah bersalin pada tanggal 15 November 2010 pukul 05.30 WIB. Ibu mengatakan terasa mules sejak jam 23.OO WIB. Ibu mengeluh tentang rasa nyeri di bagian pinggangnya dan keluar lendir bercampur darah. Ia merasa cemas karena tahu ia akan segera bersalin.
Pada pemeriksaan abdomen, kontraksi terjadi 2 kali dalam 10 menit, durasi 40 detik. Penurunan kepala 2/5 dan DJJ 136 kali/menit. Pada pemeriksaan dalam, serviks membuka 7 cm, portio sudah menipis 70%, presentasi kepala dengan ubun-ubun kecil kiri depan dan tidak ada molase. Tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 80 kali/menit, suhu 36,80 C dan ibu BAK 100 ml.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.“R” G1P0A0H0 ATERM INPARTU FASE AKTIF
DI RB KASIH BUNDA
I. PENGUMPULAN DATA
Tanggal: 15 November 2010 No. RM : 100991
Pukul : 05.30 WIB
A. IDENTITAS / BIODATA
Nama ibu : Ny. R Nama ayah : Tn. D
Umur : 21 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Minang Suku : Minang
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Abd. Muiz 17E Alamat : Jl. Abd. Muiz
17E
No. Telp : 085760735739 No. Telp 081363217284
Nama keluarga terdekat : Ny. N
Hubungan : Adik
Alamat : Jl. Perintis No. 5B
No telp : 085274556677
B. DATA SUBJEKTIF
Pasien masuk tanggal : 15 November 2010
Pukul : 05.30 WIB
Alasan utama masuk kamar bersalin :
Ibu hamil 38-39 minggu dengan keluhan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari, keluar lendir bercampur darah dari kemaluan.
1. Perasaan (sejak terakhir datang ke klinik) :
Ibu merasa menghadapi persalinannya
2. Tanda-tanda bersalin
His : Kontraksi ada sejak t anggal 15 Nov 2010
Frekuensi : 2 kali / 10 menit
Lamanya : 20 detik
Kekuatan : sedang
Lokasi ketidak nyamanan : pinggang dan ari-ari
3. Pengeluaran pervaginam
Darah lendir : ada
Air ketuban : tidak ada
Darah : tidak ada
4. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 2 Maret 2010
Taksiran Persalinan : 9 Desember 2010
ANC : teratur
Keluhan Pada
- TM 1 : mual, muntah
- TM 2 : tidak ada
- TM 3 : tidak ada
5. Pola imunisasi
TT 1 : catin
6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No | Tahun lahir | Usia Kehamilan | Tempat Persalinan | Jenis Perslinan | Penolong | Komplikasi | Bayi | Nifas | |||||
♀/♂ | BB/ PB | Keadaan | Laktasi | Lochea | |||||||||
Ibu | Bayi | ||||||||||||
1. | ini |
7. Kontrasepsi yang digunakan : tidak ada
8. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : + 15-20 kali
9. Makan dan minum terakhir : 07.30 WIB
Jenis makanan / minuman : nasi putih 1 piring sedang, 1
ikan potong, sayur setengah
mangkok kecil, air putih 3
gelas sedang
10. Buang air kecil terakhir : 06.00 WIB
11. Buang air besar terakhir : 05.00 WIB
12. Istirahat (tidur)
Siang : 2 jam
Malam : 4-5 jam
13. Psikologis : cemas
e. DATA OBJEKTIF (PEMERIKSAAN FISIK)
a. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
b. BB sebelum hamil : 48 kg
c. BB saat ini : 58 kg
d. TB : 154 cm
e. Lila : 26 cm
f. Tanda vital
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 80x / menit
- Pernapasan : 20x / menit
- Suhu : 36,80C
ii. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
1) Muka
- Konjungtiva : merah muda
- Sklera : tidak ikterik
2) Mulut
- Lidah dan mulut : bersih dan tidak berbau
3) Gigi dan geraham : tidak ada caries dan pembengkakan gusi
4) Leher
- Kelenjar thyroid : tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid
- Pembuluh limfe : tidak teraba pembesaran pembuluh limfe
5) Payudara
- Bentuk : simetris
- Putting susu : menonjol
- Benjolan : tidak ada
- Pengeluaran : colostrum ada
- Rasa nyeri : tidak ada
- Kebersihan : bersih
- Areola : hiperpigmentasi
6) Abdomen
- Pembesaran perut : sesuai usia kehamilan
- Benjolan : tidak ada
- Bekas luka operasi : tidak ada
- Striae : ada
- Linea : linea nigra
7) Ekstremitas
- oedema tangan dan jari : tidak ada
- oedema kaki : tidak ada
- kemerahan : tidak ada
- varises : tidak ada
b. Palpasi (pemeriksaan kebidanan)
1) Leopold
- Leopold I : TFU 3 jari di bawah PX, pada fundus teraba lunak, agak bundar dan tidak melenting (kemungkinan bokong janin)
- Leopold II : perut ibu sebelah kiri teraba bagian datar dan keras, panjang memapan (kemungkinan punggung janin) dan pada perut ibu sebelah kanan teraba tonjolan-tonjolan kecil (kemungkinan ekstremitas janin)
- Leopold III : pada bagian bawah perut ibu teraba keras, bulat dan tidak bisa digoyangkan (kemungkinan kepala janin)
- Leopold IV : posisi tangan divergen
2) Mc. Donald : 32 cm
3) TBJ : 3100 gr
4) HIS : ada
5) Fetus
- Letak : memanjang
- Posisi : PUKI
- Pergerakan : ada
- Presentasi : kepala
- Penurunan : 2/5
c. Auskultasi
- DJJ : ada
- Frekuensi : 136x / menit
- Irama : teratur
- Intensitas : kuat
- Punctum maksimum : kuadran kiri perut bawah ibu
d. Ano-genital (inspeksi)
1) Perineum : tidak ada bekas luka
2) Vulva vagina
- Luka : tidak ada
- Varices : tidak ada
3) Pengeluaran pervaginam : lendir bercampur darah
e. Pemeriksaan dalam
- Atas indikasi : inpartu, pukul 05.30 WIB
- Portio : menipis
- Pembukan serviks : 7 cm
- Penipisan serviks : 70%
- Ketuban : (+)
- Presentasi : letak kepala
- Penurunan bagian terendah : Hodge II UUK kiri depan
- Presentasi majemuk : tidak ada
2. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hb : tidak dilakukan
Protein Urine : tidak dilakukan
Glukosa Urine : tidak dilakukan
Selengkapnya, untuk melihat PENDOKUMENTASIAN TERHADAP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN INPARTU FASE AKTIF PADA NY. “R” G1P0A0H0 DI RUMAH BERSALIN KASIH BUNDA silahkan Anda klik disini :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar