Jumat, 09 Desember 2011

Kehamilan dengan Penyakit Gangguan Jiwa (Depresi, Psikosa, Psikoneurosa)


1.      Depresi

Kehamilan seharusnya adalah masa yang paling bahagia dalam kehidupan seorang wanita, tapi buat sebagian wanita masa ini adalah  masa yang membingungkan, takut, sedih, stress, dan bahkan depresi. Sekitar 10 – 20% wanita akan mengalami gejala-gejala depresi saat hamil, dan seperempat sampai separuhnya akan menjadi depresi yang nyata (mayor depresi).

Depresi merupakan gangguan mood yang menyerang 1 dari 4 wanita pada suatu  titik tertentu dalam kehidupannya, jadi tidak usah heran jika kelainan ini juga bias mengenai wanita hamil. Tetapi sering kali depresi tidak di diagnose dengan baik saat hamil karena sering dianggap hanya suatu bentuk gangguan keseimbangan hormone. Asumsi ini tentu saja bias membahayakan ibu serta bayi yang dikandungnya.

Depresi bisa diobati dan dimanage selama kehamilan. Depresi saat kehamilan atau antepartum depresi, merupakan gangguan mood   sama halnya dengan depresi klinis. Gangguan mood  merupakan kelainan biologis yang melibatkan perubahan kimia pada otak. Saat kehamilan, perubahan hormone bias mempengaruhi kimia otak yang berhubungan dengan depresi dan gelisah. Hal ini bias disebabkan/dimunculkan oleh situasi yang sulit, yang akhirnya menimbulkan depresi.

Bumil dengan depresi biasanya mengalami beberapa gejala ini selama 2 minggu atau lebih :
ü  Sedih yang persisiten (menetap)
ü  Sulit berkonsentrasi
ü  Banyak tidur atau kurang tidur
ü  Hilangnya minat pada aktifitas yang biasanya disukai
ü  Pikiran berulang akan kematian, bunuh diri atau  putus asa
ü  Gelisah
ü  Rasa bersalah atau rasa tak berguna
ü  Perubahan pola makan

Hal-hal yang bisa mencetuskan depresi selama hamil :
ü  Gangguan hubungan kerja
ü  Riwayat depresi baik diri maupun keluarga
ü  Pengobatan  infertilitas
ü  Riwayat aborsi
ü  Pengalaman yang stressfull
ü  Adanya komplikasi dalam kehamilannya
ü  Riwayat KDRT atau trauma
Depresi yang tidak ditangani bisa memberikan potensi bahaya ke ibu dan janin. Depresi yang tidak tertangani bisa menyebabkan asupan nutrisi menjadi jelek, merokok dan tingkah laku ingin bunuh diri, yang mana hal-hal ini bisa menyebabkan  kelahiran kurang bulan, berat lahir rendah, dan gangguan pertumbuhan lainnya.
Pilihan pengobatan pada wanita hamil berupa; kelompok-kelompok suportif, psikoterapi dan obat-obatan. Bicarakan dengan dokter atau orang lain yang mengerti persoalan yang dihadapi. Prinsipnya jangan menghadapi depresi seorang diri, jika gejalanya berat biasanya diberikan anti depresi.
Penatalaksanaan;
ü  Harus kita hadapi dengan sikap serius dan mengerti
ü  Hendaknya jangan menghibur, member harapan palsu, bersikap optimis dan bergurau, karena akan memperbesar rasa tidak mampu dan rendah diri.
ü  Untuk mengatasi dengan cepat, gunakan  obat-obat penenang
Beberapa cara dalam  melakukan terapi dan konsultasi dengan dokter kandungan seperti dengan metode support group atau psikoterapi yang dapat dilakukan secara rutin.
2. Psikosa
Suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan (sense of reality). Keadaan ini dapat digambarkan bahwa psikosa ialah gangguan jiwa yang serius, yang timbuk karena penyebab organik ataupun emosional (fungsional) dan yang menunjukkan gangguan kemampuan berpikir, bereakasi secara emosional, mengingat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan bertindak sesuai dengan kenyataan itu, sedemikian rupa sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terganggu. Psikosa ditandai oleh perilaku yang regresif, hiudp perasaan tidak sesuai , berkurangnya pengawasan terhadap impuls-impuls serta waham dan halusinasi.
Menninger telah menyebutkan lima sindroma klasik yang menyertai sebagian besar pola psikotik:
  1. Perasan sedik, bersalah dan tidak mampu yang mendalam
  2. keadaan terangsang yang tidak menentu dan tidak terorganisasi, disertai pembicaraan dan motorilk yang berlebihan
  3. regresi ke otisme manerisme pembicaran dan perilaku, isi pikiran yanng berlawanan, acuh tak acuh terhadap harapan sosial.
  4. preokupasi yang berwaham, disertai kecurigaan, kecendrungan membela diri atau rasa kebesaran
  5. keadaan bingung dan delirium dengan disorientasi dan halusinasi.
Pada penderita psikosa sering ada gangguan bicara, kehilangan orientasi terhadap lingkungan. Aspek sosialnya membahayakan orang lain dan diri sendiri perlu perawatan RS.
Jenis-jenis psikosa yaitu :
ü  Skizopherenia
ü  Paranoid
Paranoid dilain pihak adalah jenis yang sudah lebih lanjut ditandai dengan halusinasi, yaitu persepsi palsu dan kecurigaan yang sangat kuat, pola berfikir makin kacau dan tingkah laku makin tidak normal.

Psikosa umumnya terbagi dalam dua golongan besar yaitu:
1. Psikosa fungsional
Factor penyebabnya terletak pada aspek kejiwaan, disebabkan karena sesuatu yang berhubungan dengan bakat keturunan, bisa juga disebabkan oleh perkembangan atau penglaman yang terjadi selama sejarah kehidupan seseorang.
2. Psikosa organic
Disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada aspek tubuh, kalau jelas sebab-sebab dari suatu psikosa fungsional adalah hal-hal yang berkembang dalam jiwa seseorang.

Penatalaksanaan:
1. Pengobatan etiologik harus sedini mungkin dan di samping faal otak dibantu agar tidak terjadi kerusakan otak yang menetap.
2. Peredaran darah harus diperhatikan (nadi, jantung dan tekanan darah), bila perlu diberi stimulansia.
3. Pemberian cairan harus cukup, sebab tidak jarang terjadi dehidrasi. Hati-hati dengan sedativa dan narkotika (barbiturat, morfin) sebab kadang-kadang tidak menolong, tetapi dapat menimbulkan efek paradoksal, yaitu klien tidak menjadi tenang, tetapi bertambah gelisah.
4. Klien harus dijaga terus, lebih-lebih bila ia sangat gelisah, sebab berbahaya untuk dirinya sendiri (jatuh, lari dan loncat keluar dari jendela dan sebagainya) ataupun untuk orang lain.
5. Dicoba menenangkan klien dengan kata-kata (biarpun kesadarannya menurun) atau dengan kompres es. Klien mungkin lebih tenang bila ia dapat melihat orang atau barang yang ia kenal dari r   umah. Sebaiknya kamar jangan terlalu gelap , klien tidak tahan terlalu diisolasi.
6. Terdapat gejala psikiatrik bila sangat mengganggu


3. Psikoneurosa
Psikoneurosa  yaitu ketegangan pribadi terus menerus akibat adanya konflik dalam diri orang bersangkutan dan terjadi terus menerus orang tersebut tidak dapat mengatasi konfliknya, ketegangan tidak meresa akhirnya neurosis (suatu kelainan mental dengan kepribadian terganggu yang ringan seperrti cemas yang kronis, hambatan emosi, sukar kurang tidur, kurang perhatian terhadap lingkungan dan kurang memiliki energi).
Macam-macam psikoneurosa sesuai dengan gejalanya :
1.      Neurosis kuatir atau anxiety neurosis
2.      Histeria
3.      Neurosis obsesif kompulsif






Kesimpulan


Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pada hidup engan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditimbulkan dari norma-norma sosiokultural dan persoalaan dalam kehamilan

Itu sendiri dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ketingkat gangguan jiwa yang berat.














Daftar Pustaka

adhe-anwaradhe.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar